PLN ICON Plus Di Izinkan Erick Thohir IPO, Gak Jadi Merger Dengan Indihome

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir merestui kemungkinan Subholding non kelistrikan yakni PLN ICON Plus untuk melantai di Bursa Efek
Assalamu'allaikum....

Foto via CNBC Indonesia
Foto via CNBC Indonesia

rizensia - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir merestui kemungkinan Subholding non kelistrikan yakni PLN ICON Plus untuk melantai di Bursa Efek Indonesia atau Initial Public Offering/IPO. Ungkapan ini disampaikan seiring dengan terbentuknya Holding dan Subholding PT PLN (Persero).

PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) kini telah mempunyai empat Subholding yang membawahi perusahaan dalam pengembangan unit bisnis yang telah ditugaskan. Keempat Subholding itu adalah PLN Energi Primer Indonesia, PLN Nusantara Power (GenCo 1), PLN Indonesia Power (GenCo 2) serta PLN ICON Plus.

"Dimungkinkan (IPO), terutama yang Icon Plus dan beyond kWh," kata Erick di kantor pusat PLN, Rabu (21/9/2022) seperti dikutip dari CNBC Indonesia.

Erick menjelaskan pembentukan Subholding ICON Plus ditujukan untuk mengkonsolidasikan bisnis perusahaan setrum yang di luar kelistrikan. Salah satunya dengan memaksimalkan jaringan kabel yang sudah ada untuk dijadikan fiber optic.

"Apalagi kita lihat pertumbuhan dari ekonomi digital mencapai nantinya 2030 itu Rp 4.800 triliun," kata dia.

Menurut Erick, Indonesia sendiri saat ini merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan digital ekonomi yang cukup besar di Asia Tenggara. Oleh sebab itu, ia mendorong agar PLN bisa masuk dalam ceruk pasar bisnis ini, salah satunya melalui PLN ICON Plus.

"Pastinya ketika ekonomi digital tumbuh kita bicara yang namanya infrastruktur itu ya salah satunya ya fiber optic itu atau kabel yang dipunyai PLN yang bisa mengalirkan yang namanya wi-fi dan lain-lain. Potensi itu ada," kata dia.

Rencana ICON Plus Merger Dengan IndiHome

Sebelumnya, Pada pertengahan tahun 2021 Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan sinyal ada rencana konsolidasi bisnis di lini jasa internet yang dimiliki oleh BUMN.

"Memang ada catatan bagaimana kondisi beberapa BUMN yang mengembangkan usahanya di luar klasterisasi," kata Erick dalam Rapat Kerja dengan Komisi V DPR, Senin (30/8/2021) dikutip rizensia dari CNBC Indonesia.

"Jujur memang ada satu dua BUMN yang sedang kita dalami, salah satunya memang kalau dalam pembicaraan internal kami karena ada rapim [rapat pimpinan] mingguan, mengenai tadi ICON+ dengan Telkom [IndiHome]. Nah ini kita lakukan," kata Erick.

Saat ini beberapa BUMN yang menjadi 'pesaing' Telkom antara lain PT Jasa Marga (Persero) Tbk melalui anak usahanya PT Jasa Marga Related Business (JMRB) dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk atau PGN memiliki bisnis internet di bawah PT Telemedia Dinamika Sarana dengan brand untuk produk internetnya bernama Gasnet.

Lalu PT PLN (Persero) terjun ke bisnis internet melalui anak usahanya PT Indonesia Comnets Plus (ICON+). Melalui anak usahanya tersebut, BUMN setrum ini melahirkan produk layanan internet broadband full fiber optic dengan nama ICON Net yang diluncurkan pada 31 Mei 2021 lalu. Sebelumnya brand dikenal dengan nama Stroomnet.

Nah, setelah terjadinya pembentukan Holding dan Subholding di tubuh PLN, sepertinya rencana merger ICON Plus dengan IndiHome tak akan terjadi. Apalagi saat ini PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) atau Telkom tengah melakukan proses merger antara PT Telkomunikasi Seluler (Telkomsel) dengan IndiHome.
***

Email: [email protected]
WA: 089657444900
Kami hadir di GOOGLE NEWS

Posting Komentar

Berikan komentar terbaikmu!
© 2015 - rizensia - PT Rizensia Invest Sedaya.
Sahabat Investasi Kamu! | All rights reserved.