Mengenal Wilmar Group dan Portofolio Mereka Di Bursa Efek Indonesia

Wilmar Group akhir-akhir ini ramai diperbincangkan, ini dikarenakan salah satu komisaris di anak usahanya menjadi tersangka kasus dugaan korupsi
Assalamu'allaikum.....

Logo Wilmar Group

rizensia - Wilmar Group akhir-akhir ini ramai diperbincangkan, ini dikarenakan salah satu komisaris di anak usahanya yakni PT Wilmar Nabati Indonesia menjadi tersangka kasus dugaan korupsi terkait minyak goreng.

Wilmar Group atau Wilmar International Ltd adalah perusahaan sawit raksasa didunia yang berbasis di SIngapura, perusahaan ini didirikan pada tahun 1991 dan berkantor pusat di Singapura.

Wilmar yang didirikan oleh dua pengusaha yakni pengusaha asal Singapura dan pengusaha kelahiran Indonesia yakni Kuok Khoon Hong dan Martua Sitorus.

Perusahaan ini adalah pemain penting dalam bisnis minyak goreng di Indonesia. Wilmar Group memproduksi Sania, Fortune, Siip, Sovia, Mahkota, Ol'eis, Bukit Zaitun dan Goldie.

Wilmar merupakan salah satu perusahaan terdaftar terbesar menurut kapitalisasi pasar di Bursa Efek Singapura. Perusahaan ini juga merupakan perusahaan holding investasi yang menyediakan jasa manajemen untuk lebih dari 400 anak perusahaannya.

Dalam menunjang kinerjanya Wilmar Group memiliki lebih dari 450 pabrik dan jaringan distribusi di seluruh Tiongkok, India, Indonesia, dan 50 negara lainnya. Grup perusahaan ini memiliki kurang lebih 92.000 karyawan dari berbagai negara.

Di Indonesia Wilmar Group juga mengoprasikan banyak perusahaan, beberapa diantaranya adalah PT Wilmar Nabati Indonesia dan PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk.

Jika kamu tertarik berinvestasi di portofolio Wilmar Group lewat Bursa Efek Indonesia, maka kamu bisa membeli saham dari satu emiten mereka yakni PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk (CEKA). 

Berdasarkan Anggaran Dasar, CEKA adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri antara lain minyak nabati yaitu minyak kelapa sawit beserta produk-produk turunannya, biji tengkawang, minyak tengkawang dan minyak nabati spesialitas; usaha bidang perdagangan lokal, ekspor, impor, dan berdagang hasil bumi, hasil hutan, berdagang barang-barang keperluan sehari-hari, berdagang sebagai grosir, distribusi, leveransir, eceran dan lain-lain.

CEKA sendiri adalah emiten yang cukup rajin dalam membagikan dividen, bahkan selama 4 tahun terakhir emiten ini membagikan dividen diatas 25% dari laba bersih yang diperoleh. Pada quartal 2 tahun 2022 berdasarkan data RTI Business, emiten ini memiliki kapitalisasi market sebesar Rp1,40 triliun, sendangkan aset perusahaan sebesar Rp1,96 triliun dengan liabilitas sebesar Rp389,85 miliar dan ekuitasnya sebesar Rp1,57 triliun.

Adapun untuk operating profit emiten ini menyetuh Rp227,18 miliar dan net profit sebesar Rp180,94 miliar. Untuk saham, perusahaan ini cukup menggiurkan karena total saham yang tercatat sedikit yakni sebesar 595 miliar lembar saham, dimana PT Sentratama Niaga Indonesia sebagai pengendali dengan menggengam 517,77 miliar lembar saham atau setara 87,02% dan Masyarakat/Publik menggengam sebesar 77,23 juta lembar saham atau setara 12,98%.
***

Email: [email protected]
WA: 089657444900
Kami hadir di GOOGLE NEWS

Posting Komentar

Berikan komentar terbaikmu!
© 2015 - rizensia - PT Rizensia Invest Sedaya.
Sahabat Investasi Kamu! | All rights reserved.