Profil Singkat PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), Calon Emiten di BEI

Mulai santer terdengar bahwa anak usaha BUMN akan melakukan Initial Public Offering (IPO) lagi di Bursa Efek Indonesia pada pertengahan tahun ini.

 Assalamu'allaikum....

PT Pertamina Geothermal Energy

rizensia - Mulai santer terdengar bahwa anak usaha BUMN akan melakukan Initial Public Offering (IPO) lagi di Bursa Efek Indonesia pada pertengahan tahun ini. Anak usaha yang dikabarkan telah melakukan proses administrasi itu adalah PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) bagian dari perusahaan BUMN PT Pertamina (Persero).

Profil PT Pertamina Geothermal Energy

PT Pertamina Geothermal Energy didirikan dengan maksud menyelenggarakan usaha di bidang panas bumi dari sisi hulu dan/atau sisi hilir, baik di dalam maupun di luar negeri serta kegiatan usaha lain yang terkait atau menunjang kegiatan usaha di bidang panas bumi tersebut dengan menerapkan prinsip-prinsip perusahaan.

Saat ini PGE memiliki dua entitas anak usaha yaitu:
  1. PT Geothermal Energy Seulawah
  2. Pertamina Geothermal Energy Lawu

Dan mengelola Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), seperti PLTP Wayang Windu, Darajat, Gunung Salak, Sarulla dan Bedugul.

Dari keseluruhan PLTP tersebut, PGE mampu memproduksi listrik mencapai 672 Mega Watt (MW). Di dalam kepemilikan saham PGE dikuasai oleh PT Pertamina Power Indonesia sebesar 92,01%, sementara itu PT Pertamina Pedeve Indonesia menguasai 7,98% saham.

Sejarah

Sebagai anak perusahaan PT Pertamina (Persero) yang didirikan pada tahun 2006, Perusahaan bergerak di bidang pemanfaatan energi panas bumi berdasarkan Akta Nomor 10 tanggal 12 Desember 2006 dan mendapat pengesahan dari  Menteri  Hukum  dan  Hak  Asasi  Manusia  Republik Indonesia tertanggal 3 Januari 2007. 

Sejak didirikan hingga saat ini, PGE belum pernah melakukan perubahan nama. Pemanfaatan energi panas bumi di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1974, dengan adanya aktivitas eksplorasi dan eksploitasi oleh Pertamina yang mengidentifikasi 70 wilayah panas bumi di nusantara, yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik.

  • Pada tanggal 28 Januari 1983, Pertamina mulai mengoperasikan PLTP Kamojang Unit I yang berkapasitas 30 MW dengan memanfaatkan panas bumi dari Lapangan Kamojang di Jawa Barat.
  • Pada tanggal 2 Oktober dan 15 November 1987, Pertamina mulai mengoperasikan PLTP Kamojang Unit 2 dan 3 yang masing-masing berkapasitas 55 MW. 
  • Pada tanggal 8 Agustus 1996, Pertamina mulai mengoperasikan PLTP Sibayak Monoblok yang berkapasitas 2 MW dengan memanfaatkan panas bumi dari WKP Gunung Sibayak-Gunung Sinabung di Sumatera Utara.
  • Pada tanggal 21 Agustus 2001, Pertamina mulai mengoperasikan PLTP Lahendong Unit 1 yang berkapasitas 20 MW dengan memanfaatkan panas bumi dari Lapangan Lahendong di Sulawesi Utara. 
  • Pada tahun 2002, Pertamina mengembalikan 16 dari 31 wilayah kerjanya ke pemerintah. 
  • Pada tahun 2006, Pertamina resmi mendirikan perusahaan ini untuk mengelola bisnisnya di bidang panas bumi.
  • Pada tanggal 19 Juni 2007, perusahaan ini mulai mengoperasikan PLTP Lahendong Unit 2 yang berkapasitas 20 MW.
  • Pada tanggal 26 Januari 2008, perusahaan ini mulai mengoperasikan PLTP Kamojang Unit 4 yang berkapasitas 60 MW.
  • Pada tanggal 22 dan 30 September 2008, perusahaan ini mulai mengoperasikan PLTP Sibayak Unit 1 dan 2 yang masing-masing berkapasitas 5 MW.
  • Pada tanggal 7 April 2009, perusahaan ini mulai mengoperasikan PLTP Lahendong Unit 3 yang berkapasitas 20 MW.
  • Pada tanggal 23 Desember 2011, perusahaan ini mulai mengoperasikan PLTP Lahendong Unit 4 yang berkapasitas 20 MW.
  • Pada tahun 2012, Pertamina mengalihkan kuasa pengusahaan atas sumber daya panas bumi di 14 wilayah kerja ke perusahaan ini.
  • Pada tanggal 16 September 2012, perusahaan ini mulai mengoperasikan PLTP Ulubelu Unit 1 dan 2 yang berkapasitas 55 MW dengan memanfaatkan panas bumi dari WKP Ulubelu di Lampung.
  • Pada tahun 2015, perusahaan ini mengembalikan WKP Gunung Iyang Argopuro dan WKP Kotamobagu ke pemerintah.
  • Pada tanggal 7 Juli 2015, Presiden Joko Widodo meresmikan PLTP Kamojang Unit V berkapasitas 35 MW yang dioperasikan oleh perusahaan ini.
  • Pada tanggal 26 Juli 2016, perusahaan ini mulai mengoperasikan PLTP Ulubelu Unit 3 yang berkapasitas 55 MW.
  • Pada tanggal 15 September dan 9 Desember 2016, perusahaan ini mulai mengoperasikan PLTP Lahendong Unit 5 dan 6 yang masing-masing berkapasitas 20 MW.
  • Pada tanggal 25 Maret 2017, perusahaan ini mulai mengoperasikan PLTP Ulubelu Unit 4 yang berkapasitas 55 MW.
  • Pada tanggal 6 April 2018, perusahaan ini mulai mengoperasikan PLTP Karaha Unit 1 yang berkapasitas 30 MW.
  • Pada akhir bulan Agustus 2019, perusahaan ini mulai mengoperasikan PLTP Lumut Balai Unit I yang berkapasitas 55 MW.
  • Pada bulan Agustus 2021, Pertamina resmi menyerahkan mayoritas saham perusahaan ini ke Pertamina Power Indonesia sebagai bagian dari upaya untuk membentuk subholding di internal Pertamina yang bergerak di bidang energi baru dan terbarukan.

Rencana IPO Pertamina Geothermal Energy

Dalam beberapa pemberitaan, Pemerintah Indonesia dalam hal ini Kementerian Badan Usaha Milik Negara ingin melakukan Initial Public Offering kepada BUMN dan anak usaha BUMN.

Wakil Menteri BUMN I Pahala Mansury mengatakan, bahwa pihaknya tengah berupaya agar IPO anak usaha Pertamina ini dapat berjalan lancar di tahun ini. Mengingat berbagai persiapan dalam rangka penjualan saham melalui IPO sudah berlangsung dan dipersiapkan secara matang.

"Persiapan sudah berjalan. Sudah melakukan pendaftaran atau registrasi tahap awal. Insya Allah dalam 2022 ini," kata Pahala kepada CNBC Indonesia, Rabu (11/5/2022).

Adapun, penawaran saham ke publik ini ditujukan guna meningkatkan transparansi kinerja PGE ke depan. Selain itu, juga untuk upaya menambah investasi sembari melakukan pencarian mitra strategis yang ingin masuk dalam transaksi IPO.

Sebelumnya ia pernah menyebut bahwa target dana yang terkumpul dari IPO ini bisa mencapai US$ 400 juta hingga US$ 500 juta atau sekitar Rp 7,15 triliun (asumsi kurs Rp 14.300 per US$).

Menurutnya rencana IPO ini guna mengembangkan bisnis panas bumi, khususnya Pertamina dan Indonesia secara umum. Seperti diketahui, sumber daya panas bumi Indonesia merupakan terbesar kedua di dunia, setelah Amerika Serikat.

Source:
https://www.pge.pertamina.com/Profile
https://www.cnbcindonesia.com/market/20220511115611-17-338087/ssttpertamina-geothermal-ternyata-sudah-daftar-untuk-ipo

***

Email: [email protected]
WA: 089657444900
Kami hadir di GOOGLE NEWS

Posting Komentar

Berikan komentar terbaikmu!
© 2015 - rizensia - PT Rizensia Invest Sedaya.
Sahabat Investasi Kamu! | All rights reserved.