rizensia - Beberapa bulan ini terdapat pemberitaan tentang pengembangan logam tanah jarang (Rare Earth), pemberitaan ini erat kaitannya dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia yaitu Pak Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Ketahanan Pak Prabowo Subianto. Lalu, apa sih rare earth itu? berikut rizensia jabarkan melalui artikel ini yang dikutip dari berbagai sumber.
Logam tanah jarang (LTJ) atau Unsur tanah jarang adalah kumpulan mineral yang mengandung 17 unsur kimia pada tabel periodik. Kumpulan ini terdiri dari scandium yttrium dan 15 lanthanide (lanthanum, cerium, praseodymium, neodymium, promethium, samarium, europium, gadolinium, terbium, dysprosium, holmium, erbium, thulium, ytterbium, and lutetium).
Meskipun namanya logam tanah jarang, tetapi logam ini tidak benar-benar langkah. Misalkan kedua unsur yang terdapat dalam logam ini, yaitu thulium dan lutetium, yang banyak terdapat di lapisan bumi. Keberadaan kedua unsur tersebut memilikih kelimpahan 200 kali lebih besar dibandingkan kelimpahan emas.
Akan tetapi logam ini meski berlimpah, tetapi cukup sulit untuk ditambang. Karena logam ini membutuhkan konsentrasi yang tinggi untuk dapat diekstrak dengan ekonomis. Maka dari itu, nama logam ini adalah rare earth, seperti dikutip dari IDN Times.
Manfaat Dan Kegunaan Dari Rare Earth (Tanah Jarang)
Penggunaan logam tanah jarang banyak digunakan pada berbagai macam produk, baik itu dari segi material dan metalurgi. Tanah jarang memacu berkembangnya material baru yang mana menghasilkan teknologi dengan kualitas produk yang lebih baik lagi.
Sebagai contoh perkembangan berbgai macam alat elektronik portabel yang membutuhkan penggunaan baterai sebagai sumber energinya baik itu handphone, leptop, tablet. Bahkan kendaraan berpenggerak motor listrik dengan kualitas yang lebih kuat hingga mampu menggerakkan mobil.
Kemudian Rare Earth juga digunakan sebagai unsur penting dalam pembuatan layar televisi, chip silicon, monitor, lensa kamera, LED (light emiting diodes), CFL (computer fluorescent lamps), alat scanner, dll( terutama pada lensa REE berfungsi sebagai fosfor yang member warna).
Dalam dunia medis pun logam ini digunakan pada alat medis seperti mesin sinar-x portabel, tabung sinar-x, MRI (magnetic resonace imagery), aplikasi perawatan penyakit kanker, alat tes genetis, lasser untuk pengobatan gigi, dan lain sebagainya.
Dalam dunia metalurgi penambahan tanah jarang digunakan dalam pembuatan Baja High Strength, low alloy (SLA), baja karbon tinggi, superalloy, stainless steel. Ini dikarenakan logam tanah jarang memiliki kemampuan untuk meningkatkan ketahanan terhadap panas. Contohnya pada penambahan logam tanah jarang dalam bentuk additif atau alloy pada paduan magnesiaum dan alumunium, maka kekuatan dan kekerasan paduan tersebut akan meningkat dengan signifikan.
Bahkan logam tanah jarang digunakan untuk instalasi nuklir, logam tanah jarang juga digunakan dalam detektor nuklir dan pengkounter, rod kontrol nuklir.
Sejarah Ditemukannya Logam Tanah Jarang
Seperti dikutip dari Wikpedia, bahwa kelompok logam ini pertama kali ditemukan pada tahun 1787 oleh seorang letnan angkatan bersenjata Swedia bernama Karl Axel Arrhenius. Ia mengumpulkan mineral hitam ytterbit dari penambangan feldspar dan quartz kuarsa di dekat Desa Ytterby, Swedia. Kemudian, mineral ini berhasil dipisahkan oleh J. Gadoli pada tahun 1794, dengan memperoleh mineral Ytterbit. Selanjutnya, nama mineral tersebut diganti menjadi gadolinit pada tahun 1800.
Penemuan unsur baru ini, tentunya memicu penelitian yang membuahkan penemuan unsur-unsur logam tanah jarang lain.
- Tahun 1804 Klaproth dan rekan-rekannya menemukan seria yang merupakan bentuk oksida dari Serium.
- Tahun 1828, Belzerius memperoleh mineral thoria dari mineral thorit
- Tahun 1842 Mosander memisahkan senyawa bernama yttria menjadi tiga macam unsur melalui pengendapan fraksional menggunakan asam oksalat dan hidroksida. Unsur tersebut adalah Yttria, Terbia dan Erbia.
- Sehingga, pada tahun 1842, ada 6 logam tanah jarang yang telah ditemukan, yaitu yttrium, cerium, lanthanum, didymium, erbium dan terbium.
- Tahun 1879, berkat petunjuk Marc Delafontaine, Paul Émile Lecoq de Boisbaudran mampu memperoleh samarium dari mineral samarskit.
- Tahun 1885, Welsbach memisahkan praseodimium dan neodimium yang terdapat pada samarium
- Tahun 1886, Boisbaudran memperoleh gadolinium dari mineral Ytterbia yang diperoleh J.C.G de Marignac tahun 1880
- Pada 1907 dari Ytterbia yang diperoleh Jean Charles Galissard de Marignac, de Boisbaudran mampu memisahkan senyawa tersebut menjadi Neoytterium dan Lutesium. P.T. Cleve mampu memisahkan tiga unsur dari erbia dan terbia yang dimiliki Marignac. Ia memperoleh Erbium, Holminium dan Thulium. L. De Boisbaudran, mampu memperoleh unsur lain bernama Disporsium.